Review Rindu-Rindu Aizawa Season 1 : Sederhana Tapi Rumit
Halo sobat 90 an. Pasti tidak asing dengan drama atau dorama bikinan negeri Sakura ini. Berjudul asli “Ie Na Kiko” atau dalam bahasa Inggris “Homeless Child”, drama ini pernah tayang di salah satu stasiun TV swasta di medio 90 an dengan judul “Rindu-Rindu Aizawa”. Saya tidak mengerti kenapa dialihjudulkan menjadi seperti itu. Kemarin saya sempat mereview episode pertama. Tetapi setelah saya nonton full sampai 12 episode, ternyata tidak bisa saya jabarkan per episode karena terlalu rumit dan saya take down artikelnya. Alurnya banyak bertaburan twist, pengembangan karakter yang ekstrem, dan banyaknya tokoh kunci. Meskipun perubahan karakter masihlah umum, kawan jadi lawan dan sebaliknya. Singkatnya “Sederhana tapi rumit”.
Oleh sebab itu, saya coba akan bikin rangkumannya saja. Dan tidak akan saya sertakan spoiler. Saya akan jabarkan beberapa poin yang bisa bikin kamu tertarik untuk menonton ulang. Dikarenakan bagi anak 90 an ingatan tentang dorama ini mungkin telah pudar. Selain itu bisa menjadi rekomendasi buat yang belum pernah nonton. Bagi yang rutin nontonin drakor, cobalah dorama ini sebagai selingan. Dijamin dari episode pertama saja enggan untuk ga nerusin. Bawaannya penasaran terus.
Baiklah, saya akan paparkan beberapa poin menarik yang bisa bikin dorama ini sangat jempolan. Bahkan mendapatkan rating tertinggi drama NTV Jepang medio 90an.
- Konsep Cerita yang Menarik – Menceritakan Suzu Aizawa (diperankan oleh Yumi Adachi) seorang anak SD umur 11 tahun yang memiliki ibu yang dirawat di rumah sakit karena penyakit jantung bernama Yoko Aizawa. Suzu juga punya ayah tiri yang pemalas dan kejam bernama Satoshi Aizawa. Untuk biaya hidup dan pengobatan ibunya Suzu sering mencuri uang dan selanjutnya ia bekerja menyemir sepatu. Di sekolah Suzu kerap dibully teman-temannya karena miskin tetapi memiliki guru yang sangat baik bernama Tomoyuki Katashima dan memiliki anjing setia bernama Ryu yang tadinya mengikutinya di jalanan.
- Karakter Suzu yang Kuat – Suzu meski ditimpa oleh berbagai cobaan namun dia tidak termasuk anak yang cengeng. Bahkan termasuk terlalu tangguh untuk anak perempuan seusianya. Selain itu dia tidak cepat panik saat mendapat kesulitan atau saat diperlakukan buruk oleh orang lain. Seringkali ia menunggu momen dan merencanakan sesuatu untuk membalas orang yang memusuhinya. Kecerdikannya ini jauh melebihi anak seusianya. Pembaca mungkin tahu karakter Huang Rong dari novel trilogi “Pendekar Rajawali”. Suzu secerdik Huang Rong meski lebih polos. Ya maklum kan masih kecil. Ketangguhannya seperti rumput liar juga mengingatkan pada karakter Tsukushi Makino dari komik “Hana Yori Dango” atau kalau versi Taiwannya ya Shan Chai dari drama “Meteor Garden”. Tapi percaya atau tidak Suzu lebih tangguh.
- Pemeran Lain yang Sama Dominannya – Karakter lembut seperti ibu Suzu, atau betapa menyebalkannya Satoshi si ayah tiri, polos dan naifnya Katashima tidak tenggelam dengan kekuatan karakter Suzu sebagai tokoh utama. Dengan keseimbangan itu maka jalan cerita makin menarik.
- Banyak Plot Twist – Seiiring berjalannya cerita banyak terungkap hal-hal yang mengejutkan. Misteri ayah kandung Suzu, misteri kenapa ayah tiri Suzu begitu jahat, misteri penyakit ibu Suzu, dan perkembangan karakter Katashima yang mengejutkan.
- Sedih tapi tidak lebay – Dorama ini tidak akan mengemis akan airmata anda dengan ratapan-ratapan tetapi akan membuat anda mengalirkannya dengan sukarela. Realita hidup yang kejam, kemunafikan, penghianatan manusia mewarnai sebagian besar dorama ini. Pantas ada kalimat yang melekat di episode pertama sampai episode terakhir yaitu, “manusia adalah makhluk penghianat” atau “jangan percaya pada orang lain meskipun itu orang lain paling dipercaya”.
- Setiap Tokoh Mempunyai Dua Sisi – Layaknya manusia pada umumnya, setiap tokoh di Dorama ini mempunya sisi yang berlawanan dari yang terlihat. Bahkan Yoko sebagai ibu yang lemah lembut itu karena ketidakjujurannya di awal membuat hidup Suzu jadi menderita. Atau Suzu sendiri yang memiliki sifat keras kepala sehingga menimbulkan kecerobohan yang fatal. Ayah tiri Suzu juga meskipun jahat ada sisi baiknya. Penasaran? Tonton saja. Satu-satunya yang bersih mungkin hanyalah Ryu yang cuma seekor anjing itu. Ingat anjing hewan yang terkenal setia. Manusia harus banyak belajar dari anjing. Hewan yang bahkan di ucapan lebih sering menjadi kata makian.
- Konflik yang Rumit dan Intens – Banyak konflik terjadi karena hubungan sebab-akibat yang tergolong kecil sekalipun. Penghianatan, dusta, pengorbanan, cinta dan benci semua melebur. Tak jarang sengaja kejujuran dipakai untuk menyakiti orang lain atau sebaliknya kebohongan digunakan untuk menjaga perasaan orang lain. Disini uang menjadi satu objek yang bisa menolong atau sebaliknya memburamkan kehidupan manusia. Uang menjadi lambang keangkuhan dan status sosial yang ditonjolkan di dorama ini sebagai kritik atas kenyataan yang ada. Sebagai contoh, “orang miskin dilarang sakit”, atau dengan segepok uang, orang kaya bisa merasa seenaknya bisa membeli segalanya. Dan ditunjukkan pula kehancuran manusia karena diperbudak oleh uang. Suzu disini melawan kemunafikan dunia dengan tubuh mungilnya dan segala keterbatasan yang ia miliki dan segala kekurangannya sebagai manusia.
- Akting yang Bagus – Rata-rata setiap tokoh aktingnya sangat bagus. Bahkan figuran sekalipun tak terlihat seperti figuran. Ingat, sebuah cerita yang bagus tidak akan enak didengar kalau story tellernya buruk. Begitu pula drama, semenarik apapun alurnya akan tidak enak ditonton kalau aktingnya kaku atau alay. Di sebuah negeri disana, harusnya terus belajar membuat karya seni peran seperti drama atau sinetron. Jangan jadi pemalas. Karena frustasi dengan gempuran drama-drama impor akhirnya nekat mempanggungkan urusan rumah tangga dan aib artis sebagai produk “drama” yang instan. Yah meskipun laris manis. Itu juga menunjukkan kualitas masyarakatnya yang suka mengkonsumsi aib dan urusan pribadi orang lain.
Baiklah cukup segini dulu ulasan kali ini. Banyak pelajaran kehidupan yang bisa diambil dari dorama ini sekaligus bisa bernostalgia akan masa kecil yang indah. Semoga di lain kesempatan saya bisa mengulas season 2 nya. Terimakasih sudah mampir. Semoga terhibur.
Sampai Jumpa